Lebah kelulut (meliponini) mulai populer dibudidayakan di Indonesia, termasuk di Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Tidak hanya mampu meningkatkan perekonomian keluarga, tetapi juga mendapatkan manfaat dari khasiat yang dikandung madu kelulut.
Salah satu kelompok tani yang berhasil mengembangkan usaha madu kelulut adalah Kelompok Tani Hutan (KTH) Ghimbam Farm di Kampung Rempak, Kecamatan Siak. Di pekarangan dan kebun milik keluarga yang luasnya terbatas, kelulut mampu berkembangbiak dengan baik dan menghasilkan madu berkualitas. Sebagai pakan, KTH ini menanam pekarangan dengan tanaman-tanaman berbunga yang disuakai lebah, diantaranya adalah buah-buahan.
Berikut potret peternakan lebah kelulut di Kampung Rempak:
LEBAH MELIPONINI. Lebah tanpa sengat ini adalah jenis lebah dari suku Meliponini. Bagian tubuhnya tidak memiliki organ yang berfungsi sebagai sengat. Badan kelulut memiliki panjang sekitar 3–4 milimeter. Di beberapa daerah lebah ini memiliki nama berbeda-beda seperti galo-galo (Sumatera), klenceng atau lenceng (Jawa) dan lain sebagainya. Ia merupakan salah satu jenis serangga yang hidup berkelompok dengan membentuk koloni. Satu koloni kelulut dapat berjumlah antara 300 sampai 80.000 lebah. Koloni kelulut banyak ditemukan di daerah tropika dan subtropis, khususnya di kawasan Amerika Selatan, Australia dan Asia Tenggara. HERMAWAN/BENTALANEWS.ID
PETANI KELULUT. Muhammad Rasyid (38) mulai tertarik beternak lebah kelulut pada tahun 2017 lalu. Ia bahkan mencari sendiri koloni lebah ini ke hutan karena belum tahu harus membelinya dimana. Dari hanya dua kotak sarang, kini KTH Ghimbam Farm yang beranggota 7 petani tersebut sudah memiliki 20 kotak sarang di dua lokasi berbeda di Siak. HERMAWAN/BENTALANEWS.ID
SARANG KELULUT. Lebah kelulut berkembang biak dengan cara bertelur di sarang yang berbentuk kantong-kantong. Lebah tak menyengat ini menempatkan madu dan telur di kantong terpisah. Sehingga saat panen, petani tidak akan mengganggu perkembangbiakan lebah. HERMAWAN/BENTALANEWS.ID
HASIL PANEN. Kelulut dari Famili Meliponidae Genus Trigona ini menghasilkan madu dengan jumlah lebih sedikit dibandingkan madu hutan. Satu kotak sarang biasanya hanya menghasilkan sekitar 250 ml madu. Per botol madu kelulut dengan berat bersih 250 ml dijual dengan harga Rp100.000. HERMAWAN/BENTALANEWS.ID
ALAT PANEN. Memanen madu kelulut cukup mudah. Alat yang digunakan untuk memindahkan madu dari sarang ke wadah disebut Honey Harvesting Tool hasil rakitan sendiri. Dengan alat ini, madu di kantung-kantung sarang akan tersedot dengan baik. Alat ini memiliki kemampuan menyedot hingga 8 liter per menit. Operasional mesin menggunakan baterai 12 volt. HERMAWAN/BENTALANEWS.ID
PAKAN KELULUT. Jarak antara panen pertama dengan panen berikutnya sekitar 1 bulan lebih. Pada saat musim bunga, hasil madu akan banyak. Sebaliknya kalau tidak ada bunga, madu pun tidak ada. Untuk meningkatkan produksi, petani harus memperbanyak sumber pakan dengan menanam tanaman berbunga. Agar mendapatkan hasil ganda, tanaman buah-buahan bisa menjadi pilihan. HERMAWAN/BENTALANEWS.ID
RASA MADU. Menurut Rasyid, rasa madu kelulut tidak sama setiap kali panen. Kadangkala rasa madunya manis, tetapi juga bisa manis asam atau manis pahit. Tak jarang rasa madu asam atau bahkan pahit. Semua tergantung dari sumber pakan yang dihinggapi mahkluk kecil tersebut. HERMAWAN/BENTALANEWS.ID
Fotografer: Hermawan Hariadi
Teks: WD Utami