BUNSUR, SIAK -Kilang sagu mini Kampung Bunsur, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak sudah resmi beroperasi. Peresmian dilakukan oleh Wakil Bupati Siak, Husni Merza dengan pemotongan pita dan memasukan tual sagu pertama ke mesin penggiling sagu, , Selasa (22/3) siang.
Selanjutnya kilang sagu mini akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Kampung (BUMKam) Kampung Bunsur. Seluruh aset yang dibangun oleh Winrock International langsung diserahterimakan kepada BUMKam.
“Dengan adanya kilang sagu ini, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat kampung Bunsur dan sekitarnya dan alam tetap bisa lestari. Sagu adalah jenis tanaman khas lahan gambut. Agar sagu tumbuh dengan baik, kondisi gambut harus terjaga agar tetap basah,” kata Husni Merza.
Winrock International merupakan organisasi nirlaba internasional yang menjadi mitra resmi pemerintah daerah dalam mendukung tercapainya tujuan kebijakan Siak Hijau. Diantaranya melalui berbagai kegiatan pengurangan emisi gas rumah kaca dan kebakaran lahan gambut melalui pendekatan yurisdiksi di Kabupaten Siak. Sebagai bentuk implementasinyai adalah pengelolaan lahan gambut secara berkelanjutan. Winrock International memfasilitasi rangkaian kegiatan dari hulu hingga hilir untuk meningkatkan kualitas pengelolaan lahan gambut sebagai bagian dari usaha restorasi dan konservasi secara berkelanjutan sekaligus untuk meningkatkan kualitas penghidupan dari masyarakat melalui pengembangan komoditas alternatif lokal yang ramah lingkungan.
Di sisi hulu, program ini berfokus pada peningkatan kualitas pengelolaan lahan melalui pengembangan kegiatan pertanian paludikultur dan usaha lain yang berfokus pada pengembangan komoditas lokal seperti sagu, tanaman hortikultur, tanaman keras endemik lahan gambut dengan dukungan pengelolaan tata air (hidrologi) yang sesuai. Kegiatan ini dilakukan melalui kegiatan langsung di lapangan atau sekolah lapang dengan para mitra petani.
Secara paralel, Winrock International juga memfasilitasi penguatan BUMKam (Badan Usaha Milik Kampung) sebagai alat untuk meningkatkan potensi ekonomi desa/kampung untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat.
“Diharapkan melalui fasilitasi dan pendampingan di bawah program ini, BUMKam dapat lebih berperan untuk mengelola usaha berdasarkan potensi kampung masing-masing terutama berfokus pada pengembangan komoditas lokal yang ramah lingkungan,” kata Koordinator Public Private Partnership Indira Nurtanti.
Sejauh ini, Winrock International telah mendampingi tiga BUMKam, yaitu BUMKam Kampung Mengkapan, Bunsur dan Rawa Mekar Jaya. Ketiganya telah berhasil memperolah sertifikat resmi dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI serta terdaftar resmi pada Kementrian Desa, PDT dan Transmigrasi. Sehingga BUMKam tersebut telah memiliki status legal hukum yang setara dengan unit bisnis seperti PT atau CV. Dengan demikian BUMKam akan memberikan keleluasaan dan status hukum yang kuat dalam menjalin kerjasam dengan mitra-mitra bisnis ke depannya.
Pada sisi hilir pengembangan bisnis, Winrock International memfasilitasi perbaikan pengelolaan hasil panen dan akses pasar yang ada. Salah satu komoditas lokal yang menjadi fokus dalam program ini adalah sagu, yang secara turun temurun telah dikelola oleh masyarakat di Siak sebagai komoditas utama dan sebagai salah satu bahan makanan pokok serta merupakan tanaman endemik lahan gambut.
Dalam beberapa dekade terakhir, banyak lahan sagu yang telah beralih menjadi lahan komoditas lain yang bernilai ekonomi lebih tinggi tetapi mempunyai dampak negatif jangka panjang terhadap lingkungan. Salah satu alasan utama terjadinya peralihan jenis tanaman ini dikarenakan sulitnya akses pasar serta masih terbatasnya fasilitas pengolahan sagu di Kabupaten Siak. Batang sagu atau tual yang telah dipanen sebagian besar harus dibawa ke Kabupaten Meranti dengan biaya transportasi yang cukup tinggi.
“Winrock International juga memberikan dukungan finansial dan asistensi teknis pengembangan kilang sagu di Kampung Bunsur sebagai salah satu usaha perbaikan akses pasar serta peningkatan pengolahan bahan mentah sehingga mempunyai nilai tambah yang lebih signifikan,” tambah Indira.
Kilang sagu yang sudah diserahterimakan akan menjadi aset bersama milik kampung. Ini menjadi kilang sagu pertama di Kabupaten Siak yang dikelola langsung oleh BUMKam sebagai salah satu unit usaha. Selain fasilitas pengolahan sagu, lokasi kilang sagu ini juga dilengkapi dengan beberapa bisnis unit penunjang seperti usaha perikanan gabus dan nila, peternakan bebek serta peternakan magot BSF (Black Soldier Fly). Ketiga unit bisnis tersebut bentuk diversifikasi bisnis unit yang ada sebagai upaya untuk memanfaatkan limbah sagu menjadi bahan pakan. Ini bisa mengurangi biaya operasional sekaligus mengurangi potensi pencemaran lingkungan dari limbah yang dihasilkan oleh proses kilang sagu. Pada saat ini usaha perikanan sudah mulai berjalan sedangkan peternakan bebek dan magot sedang dalam proses perencanaan konstruksi lapangan.
Usai peninjauan kilang, Wakil Bupati Siak didampingi Kepala Dinas Perikanan dan Winrock Internasional melakukan penebaran bibit ikan gabus ke kolam yang berada di belakang Kilang Sagu.

Selain itu, juga ada penandatanganan Surat Pernyataan Komitmen atau LoI (Letter of Intent) antara BUMKam Kampung Bunsur dengan dua potensi mitra bisnis, yaitu Djawa Mie dan Alam Siak Lestari. Djawa Mie adalah perusahaan nasional yang bergerak dalam usaha produksi tepung sagu dan sangat berminat untuk menjadi mitra bisnis/off-taker utk produk yang dihasilkan oleh Kilang Sagu Bunsur. Sehingga selain pasar lokal, produk sagu dari kilang ini akan bisa di pasarkan untuk area yang lebih luas.
Sedangkan Alam Siak Lestari adalah perusahaan swasta lokal berbasis komunitas yang bergerak dalam pengembangan produk berbasis komoditas ramah gambut dan menawarkan penelitian pendukung kepada para mitra. Alam Siak Lestari sedang menjajaki potensi sebaga off-taker produk ikan gabus yang akan dioleh menjadi produk albumin. Dengan adanya penandatangan LoI ini perbaikan akses pasar untuk komoditas-komoditas lokal unggulan dan ramah lingkungan diharapkan dapat berperan lebih signifikan dalam memajukan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup. (rls)